Resmi Nyalon Cabup Tulungagung, Margiono Nonaktif di PWI

Nasional753 views
Jakarta : Margiono yang maju sebagai Calon Bupati Tulungagung, Jawa Timur, mengajukan diri nonktif dari jabatan Ketua Umum PWI mulai 12 Februari 2018.
Pengajuan nonaktif itu disampaikan Margiono dalam Rapat Pleno PWI Pusat di Jakarta Kamis (25/01/2018). Pernyataan Margiono langaung disambut Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat Ilham Bintang.
DK memuji langkah langkah yang ditempuh Ketua Umum PWI Pusat, Margiono, yang menyatakan nonaktif sebagai ketua umum PWI karena menjadi calon Bupati Tulungangung, Jawa Timur.
“Sikap Margiono bukan saja sesuai dengan surat edaran Dewan Kehormatan kemarin, tetapi juga terutama karena mencerminkan penghargaan terhadap marwah netralitaa profesi wartawan. Oleh karena itu secara terbuka kami menilai langkah ketua umum PWI itu patut kita hargai,” kata ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat, Ilham Bintang di Padang, Kamis 25/1.
Margiono menegaskan, karena dirinya ikut dalam pencalonan kompetisi perebutan kursi bupati Tulungagung, dia dengan kehendak sendiri menyatakan sejak tanggal 12 Pebuari nonaktif sebagai ketua umum PWI.
“Saya pilih tanggal 12 Pebuari karena saat itulah ada penetapan dari KPUD saya sebagai calon resmi bupati,” jelas Margiono.

Menurut Margiono, sebenarnya dalam Peraturan Dasar (PD) dan Peraturan Rumah Tangga (PRT) PWI tidak ada ketentuan yang eksplisit mewajibkan pengurus yang ikut dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) untuk mengundurkan diri atau harus nonaktif.
“Tapi demi efektitas organisasi dan juga supaya saya sendiri dapat fokus pada pemenangan, saya memilih untuk nonaktif,” papar Margiono.

Menurut Ilham Bintang, sikap Margiono dapat menjadi contoh dan teladan bagi pengurus PWI yang terlibat dalam Pilkada, termasuk sebagai Tim Sukses, untuk segera menyatakan nonaktif.
“Kalau ketua umum saja sudah memberikan contoh, tidak ada alasan pengurus lain tidak segera jiga non aktif jika terlibat dalam Pilkada,” tegas Ilham Bintang.
Ilham sekali lagi menggarisbawahi pers memiliki asas menjaga independesi dan keberimbangan kepada semua pihak. 
Padahal dengan terlibat dalam Pilkada otomatis wartawan tidak dapat lagi bersikap netral. Oleh karena itu, tambah Ilham, selama menjalani pertarungan di Pilkada, termasuk para tim suksesnya, sebaiknya memang nonaktif dulu di jabatan organisasi kewartawanan dan sebagai wartawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *