Bandar Lampung : Ahmad Rivai (50) ayah dari almarhum Atika Mandasari (24) mendatangi bagian Paminal Polda Lampung, Senin 19 Februari 2018.
Kedatangan Rivai untuk mempertanyakan penanganan perkara kematian anaknya yang diduga ada kaitan dengan oknum Kapolsek Pugung Tampak, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat.
” Saya datang dengan niat baik dan ingin mengetahui perkembangan perkara kematian anak saya yang ditangani bagian Paminal Polda Lampung,” ujar Rivai saat diwawancarai awak media di Media Center Polda Lampung.
Rivai mengatakan, dirinya sudah berkomunikasi secara langsung dengan oknum Kapolsek dimaksud berinisial AR dengan pangkat AKP. Oknum tersebut, kata Rivai, menuturkan awal perkenalan dengan almarhum anaknya.
” Saya melihat raut wajah pelaku sangat pucat seperti tidak ada semangat.Dia secara psikologis seperti belum siap untuk berhadapan dengan saya,mungkin masih takut dan berpikiran yang aneh-aneh,” kata Rivai.
Dikatakan Rivai, dalam perbincangan dengan oknum AR, disepakati bahwa AR akan menemui keluarga korban untuk menyelesaikan persoalan tersebut dengan kekeluargaan.
“Dia (AR) belum siap untuk sementara ini,ya kami kasih waktu,tapi jangan terlalu lama.Intinya kami ingin masalah ini tuntas.Kasusnya sendiri tengah dalam proses menurut penyidik di Paminal,” tutup Rivai.
Diketahui sebelumnya, Atika Mandasari (28) tewas sesaat setelah di larikan kerumah sakit umum daerah (RSUD) Ryacudu, Kotabumi Lampung Utara. Diduga korban tewas akibat oper dosis, mulut berbusa, setelah bepergian semalaman dengan oknum Kapolsek Pugung Tampak, Kabupaten Pesisir Barat, Minggu (21/1).
Penyusuran wartawan, Minggu, pagi jam 06.00, Atika tiba dirumah rekannya, di Bilangan Rejosari, Kotabumi Utara, diantar AKP AR berpakaian preman. Korban diantar dengan mobil avanza silver, dengan kondisi korban dalam keadaan tubuh dan pakaian basah kuyub, dan lemas. “Jam 6 pagi ada yag ketok pintu. Dia bilang Tika thin buka pintu. Saya buka kaget kondisi basah kuyub. Badannya dingin, saya bilang kamu abis ngapain, mabok kamu ya. Dia diantar pak Kapolsek itu, ” kata rekan Tika, saat di rumah duka.
Lalu saksi mencoba membantu korban dengan cara mengetuk tubuh korban. Korban mengaku perutnya sakit, lalu sempat muntah muntah Lalu korban tertidur, selama tidur korban sempat muntah tiga. “Korban muntahnya hitam, selam tidur tiga kali muntah, ” katanya.
Lalu, sore harinya korban terbangun tapi dengan kondisi megap megap. “Dia bangun terus megap megap, say bingung, tetus minta tolong tetangga, dan dibantu ipar dibawa kerumah sakit,” katanya.
Namun pada sore hari itu, korban dinyatakan meninggal. Lalu keluarga korban berdatangan, dan sempat melapor ke Polsek Kotabumi Utara, dan Polres Kotabumi.
Ayah korban, Ahmad Rivai (50) meminta kasus kematian keponakannya di usut tuntas. Karena banyak kejanggalan atas kematian keponakannya. “Ya kami minta kasua kematiannya diusut, karena banyak keanehan. Kami tanya kepada rekan rekannya, bahwa korban dekat dengan oknum perwira Polisi, dan saat tiba di Rejo Sari, juga diantar oknum Kapolsek itu,” kata Rivai kepada wartawan, Jumat (26/1).
Korban datang dalam keadaan basah kuyup di sekujur badan saat mengetok pintu rumah saksi. “Keponakan saya saat datang dalam kondisi lemas di rumah saksi,” ungkap dia.
Rivai menambahkan, saksi juga sempat mengatakan bahwa saksi mengetahui sosok pria yang membawa korban Tika diduga seorang perwira polisi di salah satu Polsek di wilayah Kabupaten Pesisir Barat.
“Saksi mengaku pernah melihat sosok pria itu mengenakan pakaian dinas kepolisian, dan pernah mengunjungi kantornya” ujarnya.
Informasi lain menyebutkan korban sepertinya rutin setiap weekend bersama ke Pesisir Barat, dan sempat happy di cafe, yang tak jauh dari Polsek Pugung Tampak. pada Sabtu (20/1) korban dijemput sang perwira itu. Dan sempat diajak ke Pajar Bulan, Kec Way Tenong, Lampung Barat.(R)