Lampung Timur : Beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada di Lampung Timur menyesalkan dan mempertanyakan manfaat adanya kegiatan pelatihan jurnalis bagi perangkat desa yang dikordinir oleh BPMPD Lamtim bersama salah satu perusahan media beberapa hari yang lewat di hotel Horison Bandar Lampung, yang anggarannya dibebankan dari dana desa.
Ketua LSM TEGAR Lamtim Ashari Nizar mengatakan, bahwa beberapa hari yang lewat, kami mendapat informasi bahwa ada pelatihan jurnalis bagi para kepalas desa yang dilakukan oleh BPMPD Lamtim bersama salah satu perusahaan media, dan biaya dana pelatihan tersebut dibebankan untuk 264 desa yang ada di kabupaten Lampung Timur.
Kalau informasi yang kami dapat, setiap desa dipungut dana sebesar Rp 2,5 juta untuk pelaksanaan pelatihan jurnalis desa di hotel Horison Bandar Lampung tersebut. Anehnya, kegiatan yang dilakukan tersebut untuk pelatihan jurnalis, tetapi yang mengikuti kegiatan tersebut bukan para jurnalis melainkan para kepala desa yang ada di Lamtim. Yang hadir pada kegiatan tersebut bukan wartawan yang ada di Lamtim, melainkan para Kades yang mendapat pelatihan jurnalis.
Bagaimana mungkin, dana desa dipergunakan untuk pelatihan jurnalis bagi kepala desa, maka kami nilai kegiatan itu tidak tepat sasaran, sehingga dana sebesar Rp 2,5 juta per desa tersebut terkesan terbuang begitu saja. Selain kegiatannya gak tepat, dana yang dipergunakan sangat besar. Kalau dihitung secara keseluruhan, maka anggaran yang dipergunakan untuk pelatihan jurnalis desa tersebut sangat besar. Aturan dana sebesar tersebut dapat dimanfaatkan pihak desa untuk kegiatan pembangunan desa,” ungkapnya.
Masih dikatakan, terkait pelatihan jurnalis ini, kami dari LSM sudah pernah pertanyakan terhadap Kadis PMPD. Dari hasil kordinasi yang kami lakukan dengan Kadis PMPD Lamtim Syahrul, dimana dana untuk pelaksanaan jurnalis tersebut membenarkan bahwa dana untuk kegiatan pelatihan jurnalis itu diambil dari dana desa. Dan anehnya lagi, tujuan kegiatan pelatihan jurnalis tersebut bertujuan agar para Kepala Desa tidak takut untuk menghadapi para wartawan.
Dalih yang disampaikan kadis PMPD tersebut sangat tidak masuk akal. Kenapa para Kades harus takut pada wartawan, kalau para Kades menjalankan kegiatannya sesuai dengan aturan yang ada. Yang jelas, pelaksanaan kegiatan pelatihan jurnalis bagi Kades tersebut menimbulkan bayak dugaan yang tidak baik. Bagaimana kita tidak curiga, apa hubungan pelatihan jurnalis kepada Kades, apa para kades tersebut mau dibuat jadi wartawan.
Kemudian, bagaimana mungkin dana desa yang dikucurkan pemerintah untuk pembangunan desa, dipergunakan untuk kegiatan pelatihan jurnalis bagi para kades. Kami menduga dana yang dipergunakan untuk pelatihan tersebut tidak ada dalam aitem rincian anggaran dana desa. Masa ada rincian anggaran dana desa untuk pelatihan jurnalis, itu hal yang tidak mungkin.
Kita berharap agar dana desa yang ada di Lamtim ini dapat dipergunakan sesuai manfaatnya. Kalau sepaham kami, seharusnya anggaran desa yang ada di desa tersebut untuk dipergunakan pada kegiatan pembangunan desa, sehingga desa yang ada di Lamtim ini dapat lebih maju dan masyarakat lebih sejahtera,” ungkapnya.
Reporter : Erlangga