Ketua DPRD Sayangkan Pengusiran Siswi di SMAN 3 Menggala

Tulangbawang1,405 views

Menggala : Ketua DPRD Tulang Bawang, H Sopii sangat menyayangkan perlakuan tak baik pihak oknum guru dan Kepala Sekolah SMAN 3 Menggala pasca dugaan pengusiran siswi Kelas X, Sri (15) saat akan mengikuti ujian semester kenaikan kelas beberapa waktu lalu, selain itu pihaknya segera mencari informasi baik pada korban maupun pihak sekolah.

“Apabila kejadian ini benar terjadi, maka kami sebagi wakil rakyat sangat menyayangkan atas terjadinya masalah ini yang menurunkan mental siswa,dan saya harap kita bisa sama sama membantu masalah ini,”Kata Ketua DPRD Tulang Bawang, H Sopii.

Mengenai langkah konkrit pihaknya memang belum menentukan sikap akankah dilakukan pemanggilan terhadap korban dan kepala sekolah, namun yang pasti Ia berjanji akan segera mencari kebenaranya kepada korban karena sudah santer melalui pemberitaan bebrapa media online.

“Karena dia (SRI) warga kita maka akan kita bantu dan kami akan melakukan kroscek terlebih terlebih dulu,”Jelasnya.

Diketahui sebelumnya, Malang nasib salah seorang murid SMAN 3 menggala bernama SRI (15), betapa tidak hanya karena belum bisa melunasi SPP dirinya terpaksa tidak boleh mengikuti ujian kenaikan kelas (ujian Semester) selama 2 hari karena pihak sekolah beralasan kewajiban membayar SPP tak bisa ditoleransi.

Sri tak dapat mengikuti ujian kenaikan kelas (ujian Semester) sejak hari pertama dimulainya ujian yang digelar sejak senin (20/05/2018) lalu, padahal ujian itu sebagai penunjang nilai bagi siswa dalam kenaikan kelas, apabila tidak mengikuti ujian tersebut dapat dipastikan murid itu tidak dapat naik kelas karena kekurangan nilai ujian.

Bedasarkan pengakuan dari wali murid yang juga selaku kakak ipar dari Sri yakni Ariska mengatakan, saat ujian dimulai senin lalu adiknya tidak diperbolehkan masuk oleh pihak sekolah alias disuruh pulang oleh seorang guru lalu menyuruh wali murid datang kesekolahan.

“Sri kamu pulang aja, besok kamu suruh wali kamu kesekolahan,”Ucap ariska menirukan ucapan guru bernama yudi saat menyuruh adiknya pulang senin lalu.

Sungguh sangat miris pendidikan di SMAN 3 Menggala saat ini, murid tak mampu harus di Budget biaya meskipun disekolahan Negeri milik pemerintah, entah apa yang salah sehingga pihak sekolah amat tega mengusir murid yang hendak mengikuti ujian.

Terpisah, saat di konfirmasi, kepala sekolah SMAN 3 menggala, Hermono mengatakan jika pembayaran SPP merupakan suatu kewajiban bagi setiap murid dan jika tidak dapat memenuhi itu maka tidak ada toleransi bagi mereka termasuk untuk mengikuti ujian.

“Itu semua udah kewajiban siswa-siswi untuk membayar uang SPP, dan tidak ada toleransi,”Katanya, Rabu (23/05/2018).

Setelah tidak dapat mengikuti ujian sejak 2 hari lalu, akhirnya SRI hari ini Rabu (23/05/2018) diperbolehkan masuk oleh pihak sekolah entah karena alasan apa dan mengapa, padahal untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, uang SPP tidak bisa serta merta menjadi penghambat siswa dalam melakukan ujian, hal ini bisa merusak mental siswa, karena sejatinya tugas siswa hanyalah belajar.

Kemudian pasca kejadian saat twartawan lampungtoday.com menemui wali murid korban SRI di kediamanya, Pihak keluarga menyatakan SRI (15) yang tak diperbolehkan ikut ujian semester selama 2 hari oleh pihak sekolah diduga alami trauma psikis akibatnya pihak keluarga menyatakan putus asa akan melanjutkan study Sri lantaran belum ada biaya untuk membeyar tunggakan semester.

“Kayaknya SRI usai ujian ini gak niat lagi mau sekolah,”Kata Ariska selaku wali SRI saat ditemui lampungtoday.com (Group Beritajempol.co) di kediamanya dijalan cemara, gunung sakti, Menggala, Tulang Bawang, Jum’at (25/05/2019).

Keluarnya pernyataan itu lantaran pihak keluarga merasa belum mampu membayar uang semester adik iparnya (SRI), selain itu Ariska melihat adiknya terlihat seperti malu untuk kembali bersekolah.Sedangkan Biaya semester tertunggak sudah 6 bulan  dengan rincian pembayaran Rp.60ribu perbulan.

“Rasanya tidak mau lanjut karena gak ada uang saya hanya seorang buruh pabrik pisang di gunung batin, udah itu Sri juga keliatanya malu mau bersekolah lagi,”Lanjutnya.

Disaat wawancara dengan pihak keluarga pada waktu yang bersamaan ada SRI namun saat ditanya akan kelansungan sekolahnya SRI hanya terdiam dan tak berbicara banyak, Ia terlihat menunduk dan seperti ketakutan diduga menyimpan rasa (trauma psikis) pasca dugaan pengusiran oleh pihak sekolah di hari pertama ujian semester berlansung tepatrnya senin lalu.

Miris memang dizaman maju saat ini masih saja ada dugaan deskriminasi terhadap anak sekolah oleh oknum dan pihak sekolah, meskipun saat ini pemerintah telah menggelontorkan dana besar untuk mendukung pendidikan gratis melalui dana Bantuan operasional sekolah (BOS) serta beberapa bantuan penunjang lainya untuk menjamin keberlangsungan pendidikan anak.

Selama 2 hari berturut-turut wartawan Lampungtoday Tulang bawang mencoba nebdatangi Sekolah SMAN 3 Menggala, namun tidak ada yang memberikan tanggapan pasca kejadian itu, bahkan sang kepala sekolah SMAN 3 menggala, Hermono tidak masuk selama 2 hari tersebut, kemudian saat dihubungi melalui ponsel miliknya tidak diangkat meski ponselnya dalam keadaan aktif.

Reporter : Ade Setiawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *