Bandar Lampung : Sidang Pembaca, tepat hari ini, 9 Februari 2019, kita merayakan Hari Pers Nasional (HPN). Hari para insan pers berkaca, gerak maju, tumbuh kembangnya setahun ke muka hingga bertemu HPN berikutnya.
Acara HPN 2019 berpusat di Surabaya, Jawa Timur, berpuncak hari ini. “Pers Menguatkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital”, tema terpilih, sejalan fokus program ekonomi pemerintah.
Disebut Menkominfo Rudiantara saat peluncurannya di Jakarta, 7 Oktober 2018, HPN 2019 menjadi momentum penguatan peran pers sebagai jembatan sekaligus ujung tombak ekonomi kerakyatan berbasis digital.
Memperingatinya, sejumlah tokoh Lampung, turut bersambung rasa. Purwarupa kesan dan juntai harapan masa depan pilar keempat demokrasi ini, sarat makna, kencang asa. Berikut petikannya yang berhasil redaksi himpun, Sabtu (9/2/2019) pagi.
Narasi pertama didatangkan politisi perempuan PDI Perjuangan, Ketua DPRD Kota Metro, Anna Morinda.
Menurut pengagum tokoh pers BM Diah, Sayuti, juga Bung Tomo, yang ia sebut ‘berani dan keren’ itu, bangsa ini telah mengalami perjalanan sangat panjang.
Ketika merdeka, Bung Karno perlu mengabarkan pada dunia, Indonesia sudah merdeka. Pers saat itu, kata legislator hijabers ini, mengambil peran penting, mengabarkan kepada seluruh dunia.
“Pers merupakan bagian penting dalam sejarah bangsa sekaligus perjuangan bangsa ini ke depan untuk selalu dalam bingkai NKRI. Selamat hari pers nasional,” ucap Anna, yang mengaku kini penyuka Najwa Shihab ini, lewat WhatsApp, pukul 07.15 WIB.
Sejawat Anna di PDIP, anggota Komisi XI DPR Endro Suswantoro Yahman, berharap insan pers tetap profesional di tengah sumbu pers bertumbuh jadi bagian industri nasional.
Mas Endro -pria asli Pringsewu ini biasa disapa, menajamkan bahwa roh dan jiwa pers adalah denyut nadi dan jeritan suara rakyat.
“Pers merupakan pilar demokrasi. Oleh karena itu, insan pers harus tetap teguh mempertahankan jati dirinya agar tetap profesionalisme dan idealisme di tengah arus kekuatan pers sebagai industri,” pesan caleg petahana DPR dapil Lampung I itu, pukul 07.53 WIB.
Secara rekam jejak, redaksi mencatat kedua figur publik di atas, termasuk sosok yang dekat dengan awak pers. Pers turut jadi “penjaga hati” keduanya dalam melakoni keseharian aktivitas publiknya, di tengah rakyat.
Putra/Muzamil