Bandar Lampung, (Beritajempol.co.id) – Anggota Komisi V DPRD Provinsi Lampung Lesty Putri Utami menilai wacana pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19 adalah terlalu terburu-buru. Menurutnya, jika dipaksakan, akan menjadi pertaruhan besar bagi keselamatan siswa-siswi. Politisi PDI Perjuangan ini menegaskan, pembukaan sekolah di saat pandemi sama saja dengan mempertaruhkan nyawa generasi penerus bangsa.
“Kita tahu, hingga kini penyebaran Covid-19 kasus baru masih terus terjadi, dan kurvanya juga masih belum melandai. Jika dipaksakan akan membahayakan bagi anak-anak, kebijakan itu seakan-akan menjadikan anak-anak kelinci percobaan untuk menguji kebijakan Pemerintah. ,” urai Lesty, senin.
Kekhawatiran putri sulung Mukhlis Basri ini wajar, mengingat penularan Covid-19 kepada anak-anak Indonesia masih cukup cukup tinggi. Sebagaimana rilis resmi yang disampaikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada 18 Mei 2020, bahwa tak kurang dari 584 anak dinyatakan positif mengidap Covid-19 dan 14 anak di antaranya meninggal dunia. Sementara itu, jumlah anak yang meninggal dunia dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 berjumlah 129 orang dari 3.324 anak PDP tersebut.
“Kasus kematian anak Indonesia karena Covid-19 paling tinggi se-Asia. Jika tidak menyiapkan seluruh faktor pendukungnya, maka sekolah dapat menjadi mata rantai baru penularan Covid-19. Kita perlu pikirkan bagaimana cara anak berangkat ke sekolah, bagaimana anak berinteraksi dengan sesama murid dan para guru, bagaimana faktor kebersihan sarana dan prasarana sekolah, hingga bagaimana mengatur rasio jumlah siswa per kelas?” tanya Lesty.
Selain itu, menurut Lesty, berdasarkan laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) baru ada 18 persen sekolah yang siap dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, sementara 80 persen sekolah lebih lainnya tidak siap.
“Ini membuktikan bahwa pembukaan sekolah saat ini berbahaya dan penuh pertaruhan, bahkan banyak orang tua yang khawatir jika pembukaan sekolah tetap dipaksakan,”jelas Lesty.
Red