Lampung Selatan, (Beritajempol.co.id) – Pemerintah daerah melalui Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Lampung Selatan menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang perencanaan dan penganggaran program swasembada gizi menunju Lampung Selatan bebas stanting, Selasa (22/9/2020).
Acara yang berlangsung di Aula Rajabasah Pemkab Lampung Selatan di Hadiri Bupati Lampung Selatan H. Nanang Ermanto, Sekertaris Daerah (Sekdakab) Thamrin S.Sos, M.M, Kepala Bapeda Wahidin Amin, Ketua TP-PKK Kab. Lampung Selatan Hj. Winarni Nanang Ermanto, Ketua DWP Kab. Lampung Selatan Yani Thamrin, dan para pejabat Struktural, Forkopimda serta Camat se-Kabupaten Lampung Selatan melalui Firtual Meeting.
Kepala Bappeda Wahidin Amin, dalam sambutannya menyampaikan, bahwa dalam penanganan penurunan stanting tingkat kabupaten lampung selatan melibatkan tim gugus penanganan stanting, baik dari personil TNI-POLRI hingga ke tingkat desa.
Dengan diselenggarakan nya acara ini mengacu kepada Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2017 tentang Peningkatan Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi serta Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Pangan dan Gizi, pencegahan dan penurunan angka stanting di Indonesia dengan target di tahun 2024 di angka 14 persen.
Lampung Selatan optimis dengan melakukan berbagai cara secara bersama-sama dengan semua pihak yang terintegrasi, dalam hal ini, baik dengan berbagai tindakan turun secara langsung dilapangan yang telah dilakukan oleh duta swasembada gizi kabupaten lampung selatan yang di pimpin oleh ibu bupati dalam menangani penekan dan penurunan stunting.
Selain itu, tujuan dari kegiatan ini yakni membangun komitmen bersama antara stekholder terkait untuk penurunan angka stanting secara terintegrasi melalui program swasembada gizi, memantapkan perencanaan dan penganggaran program swasembada gizi menuju kabupaten lampung selatan bebas stanting pada tahun 2023.
Bupati Lampung Selatan H. Nanang Ermanto dalam sambutan nya, mengatakan dalam kondisi dan situasi pandemi ini kita semua masih diberikan kesehatan, untuk itu kita patut bersyukur dan tetap waspada dalam upaya melaksanakan berbagai program kegiatan.
“Meskipun dalam kondisi pandemi saat ini kita tetap berupaya untuk terus dapat mensosialisasikan berbagai program swasembada gizi maupun tentang protocol kesehatan bahaya covid-19 dari tingkat kabupaten, kecamatan hingga ke desa”, Ucapnya
“Untuk itu, saya juga mengimbau kepada semua pegawai yang ada di pemerintahan kabupaten lampung selatan agar tetap mengikuti prtokol kesehatan serta mematuhi aturan-aturan kesehatan guna mencegah penyebaran cluster di kantor pemerintahan,” Kata dia.
“Dengan kebersamaan dan gotong royong semua jajaran akan lebih mudah dan bias berjalan dengan baik dalam menjalankan semua kegiatan pemerintahan selama pandemi. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua jajaran yang telah membantu menjalankan semua tugas-tugas nya dalam penanganan covid -19 yang ada di lampung selatan,” Ujarnya.
“Semoga dengan selalu tetap mematuhi protocol kesehatan selama pandemi dan menjaga kebersamaan kita semua dapat terhindar dari persebaran covid-19 dan segera berakhir dari lampung selatan, sehingga upaya dalam menangani penurunan angka stanting tahun 2023 di kabupaten lampung selatan dapat terwujud dan berjalan dengan baik,” Harapnya.
Sementara itu Ketua TP-PKK Kabupaten Lampung selatan Hj. Winarni Nanang Ermanto yang juga sebagai duta swasembada gizi kabupaten lampung selatan, dalam penyampaian nya mengatakan, bahwa Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).
“Kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang berulang, infeksi berulang dan pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1000 HPK. Stunting juga menjadikan lebih rentan terhadap penyakit,” ujarnya
Menurutnya, upaya penurunan stunting dilakukan melalui 2 intervensi, yaitu intervensi gizi spesifik, untuk menyasar penyebab langsung dan intervensi sensitive untuk menyasar penyebab tidak langsung.
“Intervensi spesifik umumnya diberikan oleh berbagai program pada sektor kesehatan yang menyasar penyebab langsung, seperti asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakit menular, kekurangan nutrisi dan kesehatan lingkungan,” jelasnya.
Sedangkan intervensi sensitive kata Yarlis, ditujukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan, dengan sasaran adalah masyarakat umum,tidak khusus pada ibu hamil dan balita 1000 HPK dan berkontribusi pada 70% intervensi stunting.
“Kegiatan yang dilakukan antara lain, menyediakan dan memastikan akses pada air bersih sanitasi Layanan Jaminan Kesehatan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini Universal dan Ketahanan Pangan,” jelasnya.
Diskominfo