Masyarakat Idamkan Sosok Pemimpin Yang Adil dan Sederhana

Lampung Utara687 views

Lampung Utara: Masyarakat Lampung Utara membutuhkan sosok pemimpin yang adil dan sederhana. Alasannya, dua sifat itu merupakan barang mewah yang belum dimiliki kebanyakan elite, sementara masyarakat merindukannya.

Maka tak heran kalau para kandidat Bakal Calon Gubernur-Wakil Gubernur  yang bertarung pada Pilgub 2018 mati-matian menunjukan sikap merakyat.

“Karena itu, wajar kiranya kalau masyarakat Lampung mengharapkan dan menggadang-gadang sosok pemimpin yang mampu menganalogikan dirinya dengan rakyat. Keinginan masyarakat sangat sederhana, yaitu Pilgub 27 Juli nanti memunculkan pemimpin yang tepat dan tak lagi menyengsarakan rakyat Lampung,” kata, Indah Riska, Mahasiswa Kesehatan, Kotabumi, Jumat, 5 Januari 2018, saat antri mengambil kupon jalan sehat di Posko II, Jalan jenderal Sudirman, Kota Bumi, Lampung Utara.

‎Menurutnya para calon pemimpin yang akan bertarung memiliki konstituennya masing-masing. Namun, dalam konteks Lampung Utara sekarang ini, meskipun perilaku pemilih sangat variatif, rakyat pada umumnya lebih membutuhkan pemimpin yang tidak korup dan mau sepenuh hati mendedikasikan hidupnya untuk negara dan rakyat, serta daerah.

‎Mengingat politik sifatnya dinamis dan terbuka dengan segala kemungkinan, maka aspirasi-aspirasi dari masyarakat sewaktu-waktu dapat berubah atau bergeser. Sebabnya, belum semua pemilih menggunakan hak pilihnya dengan mengedepankan pertimbangan yang matang.

“Karena itu, penting bagi para cagub dan cawagub menjaga animo atau antusiasme masyarakat. Masyarakat akan menguji konsistensi para calon, apakah pasangan calon tetap memegang teguh ucapan dan tindakannya selama masa kampanye. Apakah mereka menghalalkan semua cara untuk memenangkan pilgub? Apakah mereka menabur angin surga saja dan janji-janji belaka?,” ujarnya.

Dia melanjutkan, tidak semua pemilih cerdas menggunakan hak pilihnya dengan mengedepankan logika, dan mempelajari rekam jejak para calon. Masih ada pemilih tradisional yang memilih tanpa memiliki pegangan yang kuat. Bahkan tak sedikit juga yang memilih, karena alasan SARA dan mau dimobilisasi dan dibayar.

“Masyarakat menengah bawah, seperti banyak diwilayah Kota Bumi misalnya, meskipun mereka cenderung memilih pemimpin yang sederhana, jujur sesuai dengan kriterianya, tapi sebagian mereka bisa jadi akan terpengaruh untuk memilih capres yang mampu meyakinkan tentang kapabilitasnya sebagai pemimpin,” katanya. (rls).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *